Cemilan Sehat Keluarga dan Cara Bijak Menikmatinya

Thursday, September 03, 2020

cemilan sehat

Assalamu'alaikum,
Halo Keluarga Indonesia. Sampai saat ini saya masih "diam di rumah", begitu juga anak saya Gavin. Suami kebetulan sudah sekitar 3 bulan kembali normal bekerja ke kantor. Awal masuknya Pandemi Covid-19 juga menjalani WFH (Work from Home) atau bekerja dari rumah.

Karantina atau seharian penuh berada di dalam, otomatis sebentar-sebentar kami melirik ke meja makan dan membuka kulkas, mengintip makanan apa yang bisa dicemil? Dalam sehari frekuensi bolak-baliknya bisa lebih banyak daripada polisi tidur yang berada di jalan menuju rumah. Keadaan tidak biasa yang membuat kami tetap di rumah ini bukan hal yang nyaman bagi kami.

Maka saya sebagai Ibu selalu mengupayakan cemilan di samping makanan utama. Kami sekeluarga mengemil dengan tujuan untuk meningkatkan mood, menemani beraktivitas, membunuh rasa bosan. Begitupula untuk Gavin anak kami, agar Ia anteng dan tetap enjoy di rumah. Pada saat itu saya menyiapkan cemilan tanpa perencanaan.

Pokoknya apa yang bisa saya buat dan Gavin senang saya masak. Jajanan yang beredar di grup chat, media sosial maupun aplikasi ojek-online saya buru. Dampaknya sangat terlihat pada kenaikan berat badan (BB) saya dan Gavin kira-kira 2 bulan setelahnya. Wah, hal itu membuat saya gelisah. Saya tidak mau BB saya semakin meroket tanpa batas dan Gavin semakin bertumbuh tetapi ke samping. 

cemilan sehat
Data di atas menunjukkan 93% orang Indonesia mengemil untuk meningkatkan mood
Kecurigaan saya semakin meruncing terhadap pola mengemil yang terjadi. Ini pasti gara-gara kebanyakan makan coklat, kebiasaan megang toples sambil nonton drakor, males makan tepat waktu dan lebih banyak jajan. Tidaaak... (dengan ekspresi menarik rambut di kepala).  Ini tidak boleh dibiarkan terus-menerus! 

Jadwal Makan Keluarga
Alhamdulillah saat ini Papi Gavin sudah rutin berangkat pagi ke kantor, Gavin juga sekolah daring, sehingga pola aktivitas harian cukup tertata. Keluarga kami memiliki jadwal makan pada umumnya. Di antara jadwal makan utama, saya menyisipkan cemilan. Kemudian membatasi ngemil berlebihan sebelum tidur. Mengutip dari laman hallosehat.com bahwa, "Tidur dalam keadaan perut yang penuh tidak baik untuk kesehatan. Agar tidak membiasakan makan makanan yang berat setelah jam 8 malam. Apabila merasa lapar, boleh mengemil camilan sehat, yang tidak mengandung banyak kalori, lemak, dan gula."

menu cemilan rumahan

Saya banyak membuat cemilan sendiri, agar lebih sehat dan higienis. Walaupun saya bukan tipe orang tua yang melarang anak jajan. Boleh kalau sekali-sekali saja. Karena khawatir akan zat-zat yang tidak baik bagi tubuh, nantinya akan menyebabkan penyakit. Biasanya Gavin minta dibelikan potato chips atau mi instan pedas. Waktu ngemil biasanya 2-4 jam setelah makan. Seringkali pada saat istirahat jam pertama belajar daring, Gavin langsung nagih cemilan pada saya. Maka di pagi hari saya cenderung memberikan cemilan berat, karena porsi kami sarapan biasanya memang tidak banyak. Setelah ngemil biasanya Gavin kembali ceria menghadapi sesi pelajaran berikutnya. 

Nilai lebih dari membuat cemilan sendiri, selain terjaga kebersihannya, saya juga dapat mengkombinasikannya dengan bahan makanan yang lebih bernutrisi. Contohnya ketika membuat jus dapat saya berikan tambahan sayuran hijau dan madu, memberikan topping parutan keju, chia seed, flax seed pada kudapan atau menambahkan susu pada resep cemilan.

TIPS MENYIAPKAN CEMILAN UNTUK KELUARGA:
1. Menggunakan bahan-bahan sehat dan bergizi
2. Menjauhi zat pengawet, pewarna dan pemanis buatan
3. Membuat cemilan sendiri yang kandungannya dapat melengkapi nutrisi yang tidak terpenuhi pada makanan utama
4. Memperhatikan porsi yang dimakan agar tidak berlebihan
5. Memperhatikan waktu mengemil

Beberapa contoh kudapan yang pernah saya buat, dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 

resep cemilan rumahan

#NGEMILBIJAK
Kembali pada pola mengemil. Jujur saya sendiri lebih memilih menyantap mi instan, bakso ataupun mie ayam favorit saat lapar di luar jam makan setelah itu mencomot coklat di lemari es. Saya mau mengubah kebiasaan ini. Alasannya agar tidak terjadi kenaikan BB yang tidak terkontrol dan ingin merasa lebih sehat. Bukannya menghindari sama sekali, tetapi membatasi. Bagaimanapun semua yang berlebihan tidak baik. Saya mau mencintai diri saya bukannya mengasihani (Love vs Pity).

Gayung bersambut, apa yang saya pikirkan bersamaan dengan munculnya pengumuman dari admin komunitas Ibu-ibu Doyan Nulis (IIDN) yang akan mengadakan Webinar (seminar online) tentang ngemil. Tanpa ragu saya segera mendaftar. Maka pada tanggal 22 Agustus 2020 lalu saya pun mengikuti acara yang bertajuk Virtual Sharing Session: Ngemil Bijak - kolaborasi PT. Mondelez Indonesia dengan IIDN

Dari sana saya banyak sekali mendapatkan pelajaran baru. Tara De Thouars psikolog cantik sebagai narasumber mengedukasi kami para peserta seputar perencanaan mengemil. Mengemil yang baik adalah dengan mengenali dulu isyarat tubuh dan dilakukan dengan sadar.

 3 Tips NgemilBijak :
1. Kenali isyarat tubuh mengapa Anda ingin ngemil, misalnya apakah karena lapar ataukah perlu untuk mengembalikan mood.
2. Kemudian Anda bisa memilih apa camilan yang tepat berdasarkan isyarat tubuh tersebut, tentunya dengan memperhatikan porsi camilan dan waktu ketika Anda ngemil.
3. Perhatikan bagaimana Anda ngemil, dengan memaksimalkan semua indera Anda, karena Anda akan dapat mengenali isyarat tubuh, kapan harus berhenti ngemil.

Banyak sekali kebiasaan tidak tepat yang dilakukan masyarakat dalam mengemil. Seperti menjadikan ngemil sebagai pelarian stres, sambil membaca atau menonton, ngemil berlebihan dan mengkonsumsi kudapan yang terlalu pedas, asin atau manis. Hal-hal tersebut di atas akan menjadikan mengemil berdampak kurang baik seperti obesitas (kelebihan berat badan) atau menimbulkan penyakit.

Yang kemudian menjadikan stigma negatif pada ngemil. Padahal, mengemil justru diharapkan dapat memberikan manfaat positif bagi tubuh.

Hal ini juga yang mendasari visi dan misi PT. Mondelez Indonesia. Mbak Khrisma Fitriasari sebagai perwakilan dari Mondelez menyampaikan bahwa perusahaan mempunyai harapan agar masyarakat dapat menerapkan pola ngemil bijak dalam keluarga serta mendapatkan gizi seimbang lewat mengemil. 

Mbak Tara mengajarkan kami untuk melakukan langkah-langkah sebelum mengemil sebagai berikut:

ngemil bijak

ngemil bijak

Dengan langkah-langkah di atas diharapkan saat mengambil keputusan untuk ngemil ataupun makan didasari dengan logika. 
(1) CEK SINYAL TUBUH: Memahami sinyal lapar.

(2) RELAKSASI: Menurunkan emosi dan menaikkan logika, agar tidak kalap waktu makan.

(3) MINDFUL SNACKING: Sehingga kita pun akan sadar dalam mengkonsumsi baik jenis serta jumlah kudapan yang akan dimakan.

(4) TUNGGU SEBENTAR: Memberikan jeda sebelum dan sesudah makan (15-20 menit) akan memberikan ruang bagi otak mengenali kondisi tubuh, sudah kenyang atau masih lapar. 

Dan terakhir no. (5) adalah BERSYUKUR,
agar semua rezeki yang sudah masuk ke tubuh kita menjadi berkah. Pun bila yang masuk ternyata di luar perencanaan, jangan sampai ada penyesalan. Tetap bersyukur dan menjadikannya pengingat untuk membuat perencanaan mengemil yang lebih baik di waktu yang akan datang. 

resep cemilan rumahan

Wah pokoknya acara berlangsung seru tetapi juga padat ilmu. Setelah itu saya juga menjadi lebih matang dan teliti dalam mengatur menu cemilan. Misalnya #ngemilbijak buah-buahan atau kacang-kacangan. Jika ingin snack ringan bisa memilih biskuit gandum atau sereal seperti Belvita. Biskuit sereal ini juga menjadi penyelamat di kala hasrat mengemil muncul di malam hari.

cemilan rumahan
resep cemilan sehat
Bu Dewi fokus menikmati Jus Terong Belanda, kaya akan vitamin dan meningkatkan kekebalan tubuh
Resep berikut dapat dijadikan sebagai cemilan sehat, yuk dicoba :)

smoothies terong belanda

Nah, dengan cara-cara yang telah dijelaskan tadi, semoga kita sudah memahami seputar ngemil bijak, lebih bahagia dan lebih sehat dengan memilih cemilan yang baik. Terima kasih atas ilmu yang diberikan IIDN dan Mondelez. Teman-teman suka ngemil apa aja nih? Share yuk di kolom komentar. Semoga bermanfaat. Wassalam.
 “Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Ngemil Bijak yang diadakan oleh Ibu-Ibu Doyan Nulis”  https://bit.ly/lombablogngemilbijak 
  lomba blog ngemil bijak

Referensi:
https://hellosehat.com/hidup-sehat/jam-makan-yang-baik/#gref
TV Edukasi TVRI (Cinta Sehat Kemenkes)
Virtual Sharing Session: Ngemil Bijak (Mondelez X IIDN)

You Might Also Like

8 comments

  1. Wah.. jadi inget udah lama nggak bikin smoothies buat cemilan anak. Terima kasih sudah menginspirasi ya, mak.

    ReplyDelete
  2. WFH, membuat frekuensi ngemil meningkat ya Mba. Harus bijak juga milih cemilan biar tetep sehat dan timbangan stabil hehe. Belvita biasanya aku makan kalo gak sempet sarapan, nyemil belvita deh.

    ReplyDelete
  3. Dirumahku rasanya kalo ga ada cemilan itu kok hambar ya, karena kalo malem kadang suka mendadak lapar tapi nggak pengen makan nasi. Sepertinya kudu siapin cemilan yang sehat sehat ya

    ReplyDelete
  4. betul ya, kadang kiat suka gak lihat asal makan camilan padahal belum tentu ada gizinya

    ReplyDelete
  5. Agar ga kalap, cemilannya di simpan di tempat yang tidak terlihat. Jangan di simpan di meja yang gampang dijangkau.

    ReplyDelete
  6. Aku jd LBH memperhatikan cemilan skr sjk timbangan jd geser ke kanan ga turun2 wkwkwkwkkw. Padahal sblmnya susah banget naik, kenapa skr jd susah turun. Tp ada yg bilang juga semakin bertambah umur, metabolisme juga jd melambat. Makanya aku hrs LBH merhatiin apa yg dimakan dan jd rutin olahraga sih mba

    Naah cara di atas aku terapin akhirnya, jadi kalo laper aku tunggu dulu, ini sbnrnya beneran laper ato Krn pgn ngunyah doang. Kalopun msh mau ngunyah aku skr slalu nyetok buah , jd stidaknya ga terlalu ngerasa bersalah bgt kalo msh ngemil tengah malam hahahahha.

    ReplyDelete

Selamat datang! Terima kasih telah berkunjung.

Komen yuuk.... :)

Cara isi komentar::
Pilih NAME/URL lalu isi dengan URL blog. URL blog yaa... jangan url postingan. Terima kasih temaan.... :-*

@deravee

Subscribe